Ads 468x60px

Labels

Selasa, 20 Agustus 2019

HIDUPLAH SESUKAMU, KARENA SESUNGGUHNYA KAMU AKAN MATI




بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga kita selalu mendapat rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah atas rosul-Nya Muhammad saw beserta keluarganya. Dan semoga kita termasuk orang yang memperoleh syafaatnya di akhirat kelak. Aamin.

Manusia adalah makhluk yang dianugerahi pikiran dan hawa nafsu dalam kehidupannya. Hal tersebut membuat manusia selalu memiliki keinginan dan harapan dalam merancang kehidupan di masa yang akan datang dan satu demi satu rancangan itu direalisasikan dari sekarang. Dengan harapan besar itulah manusia merasa hidup, manusia memiliki tujuan dan manusia memiliki gairah. Namun tidak semua harapan bisa tercapai, Tidak semua mimpi dapat dihidupkan dan tidak semua kenyataan bisa dikontrol sepenuhnya dengan rancangan-rancangan indah manusia. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan disitulah bangkitlah rasa kecewa.

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan maka sebagai manusia yang penuh kehinaan akan merasakan rasa kecewa yang teramat mendalam sesuai dengan tingkat harapan dan angan-angannya. Manusia yang kecewa atas segala yang terjadi di dunia ini adalah manusia yang hina. Kenapa seperti itu? Karena kita sangat menyadari bahwa nikmat tuhan atas kehidupan kita sangatlah besar, bisa bernafas menghirup oksigen untuk keperluan metabolisme tubuh, berjalan tak tentu arah menyenangkan keinginan, melihat segala keindahan keagungan tuhan, mendengar merdunya lantunan kehidupan dan segalanya. Alangkah hinanya kita masih punya rasa kecewa atas takdir yang menurut kita buruk hanya karena tidak sesuai keinginan dan harapan yang hanya memperturutkan kehendak nafsunya.

Berawal dari rasa kecewa itulah, langkah kaki tergetar untuk mengikuti sesuatu yang menyejukkan. Alhamdulillah, tuhan mempertemukan saya dengan majelis di situasi dan kondisi yang pas ketika itu. Pas di bulan suci Ramadhan saya dipertemukan dengan mejelis pengajian rutin tiap hari membahas salah satu kitab karangan Syech Imam Al-Ghozali. Saya sangat tersentuh dengan bahasan tersebut. walau saat itu rutinitas semakin padat namun alhamdulillah masih sempat untuk rutin mengikuti kajian tersebut.

Singkat cerita, kajian tersebut sampai di penghujungnya. Rasa sedih tak tertahankan, cucuran air mata tidak dapat ditahan jatuh ketika akan tidur dan membayangkan bahwa esok sudah tidak ada kejian seperti sebelumnya. kecewa kembali muncul ketika hati mulai senang karena ada yang menasehati tentang apa arti hidup terhenti begitu saja. Dan ketakutan akan bayang-bayang kekecewaan bangkit kembali. Disitulah hati tergerak untuk mencari kajian yang sesuai dengan ilmu yang sudah saya dapatkan di kajian sebelumnya namun belum dipertemukan. Hati yang ketakutan kembali memberontak untuk segera diberikan obat dari rasa kekecewaan itu dan akhirnya pikiran yang jernih memberikan usul untuk membeli litaratur buku terjemahan dari kitab yang dibahas di kajian sebelumnya. Dan alhamdulillah bisa membeli terjemahan kitab plus 3 buku terjemahan kitab karya Syech Imam Al-Ghozali yang lain.

Hati merasa senang ketika 4 buku tersebut sampai di depan pintu kamar pesakitanku. Saat itu hati sangat ingin segera membaca buku-buku tersebut tetapi pikiran yang terlalu sibuk dengan urusan dunia menghalangi niatan itu karena saat itu pikiran dituntut untuk konsentrasi dengan tuntutan duniawi yang mewajibkan untuk mencapai angka yang dapat dikonversi ke huruf yang membuat aman posisisku saat ini. Dan semoga Allah memberikan yang terbaik untuk hambah-Nya ini. 😊

Setelah tuntutan itu sudah terlaksanakan dengan alhamdulillah, saya merasakan kelancaran. Tiba saatnya untuk pulang ke kampung halaman untuk libur dari penatnya rutinitas yang ada. Ketika berkemas untuk pulang kampung. Saya melihat tumpukan buku yang sangat menarik hati dan ternyata benar. Tumpukan itu adalah buku-buku yang sangat menarik pandangan hati. Singkat cerita saya membawa buku-buku tersebut untuk menemani di kampung halaman. Ketika di perjalanan kereta api yang memakan waktu separuh hari. Hati tak kuasa untuk membiarkan mata tidak membaca buku di dalam tas. Dan akhirnya terbacalah buku tersebut.

Di buku tersebut ada suatu hadist yang membuat saya tertarik untuk mengulasnya dan mencari literatur di beberapa laman yang ada di internet hasilnya seperti ini

Sabda Rasulullah saw.

عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dari Sahl bin Sa’ad ra, berkata: Jibril datang kepada Nabi saw, lalu berkata: “Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.” Kemudian dia berkata:” Wahai Muhammad! Kemulian seorang mukmin adalah berdirinya dia pada malam hari (untuk shalat malam), dan keperkasaannya adalah ketidakbutuhannya terhadap manusia.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Ausath no 4278, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak 7921). Hadits ini dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 2/483).

Jibril datang kepada Nabi kita Muhammad shallallohu ‘alaihi wasallam lalu berbicara kepada beliau dalam konteks beliau sebagai salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah, dia tidak berbicara kepada beliau dalam konteks sebagai Nabi ataupun Rasul, sehingga perkataan Jibril dalam hadits ini adalah sebuah perkataan yang cocok dan baik untuk semua hamba Allah. Oleh sebab itu marilah kita cermati perkataan Jibril ini dengan seksama untuk seterusnya kita amalkan, karena ilmu menuntut kita untuk mengamalkannya. Dan kalimat yang disampaikan oleh Jibril di sini adalah kalimat yang ringkas, namun sarat akan makna.

Benar, kalimat tersebut adalah kalimat yang terbatas, yang dengannya Jibril memberi nasihat kepada Nabi Muhammad. Dan sekaligus ia adalah pengingat dan peringatan bagi setiap individu dari ummat beliau sepeninggal beliau. Jika Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam dinasehati, dan diingatkan Maka bagaimana dengan manusia selain beliau? Maka pasti mereka lebih membutuhkan terhadap nasihat dan peringatan, mereka tidak bisa lepas dari keduanya.

Yang ingin saya mengerti pertama adalah nasehat pertama yaitu

“HIDUPLAH SESUKAMU, KARENA SESUNGGUHNYA KAMU AKAN MATI”

Jibril memulai nasehatnya dengan mengingatkan tentang kematian, karena kematian adalah hal yang paling banyak ditakuti oleh manusia, meskipun hal tersebut ditakuti namun kedatangannya pasti akan datang. Dan tidak ada yang tahu kecuali Allah swt kapan dan dimana seseorang akan meninggal dunia. Kematian tidak dapat dimundurkan dan juga tidak dapat dimajukan. Allah swt berfirman :

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (Qs. Al-A’raf : 34)

Dalam ayat lain Allah swt berfirman :

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ
Sesungguhnya kamu akan mati dan Sesungguhnya mereka akan mati (pula). (Qs. Az-Zumar : 30)

Hadits yang mulia diatas menunjukkan sebuah perintah, hiduplah sesukamu, hiduplah terserah engkau, nikmatilah apa yang ada di dunia ini, tetapi ingat, kamu pasti akan meninggalkan semuanya, kamu pasti akan mati. Dan tidak ada satupun kesenangan di dunia ini yang ikut menemani engkau sampai mati. Karena pada hakikatnya kehidupan dunia ini hanyalah senda gurau dan permainan belaka.

Allah swt berfirman :

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya”. [al-An’âm/6: 32]

Kehidupan dan kematian, sejatinya bukan suatu hal yang perlu ditakuti, karena keduanya adalah salah satu diantara bentuk kebesaran yang diberikan oleh Allah swt kepada kita. Allah ingin melihat siapa diantara hambanya yang paling baik amalannya dalam menerima ujian kehidupan dan kematian tersebut.

Allah swt berfirman :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (Qs. Al-Mulk : 2)

Dunia dengan segala kemewahannya, dapat memperdaya manusia. Menjadikan manusia lupa daratannya, lupa akan jati dirinya. Sehingga menghalalkan segala cara hanya untuk mencari kesenangan dunia. Fokusnya kepada tiga hal; Harta, Tahta, dan Wanita. Ketiga hal inilah yang banyak manusia tergadaikan kehormatnnya, tergadaikan ketaatannya, dan bahkan ada yang tergadaikan keimanannya. Jangankan orang awam yang kurang pemahamannya terhadap agama, orang yang ‘alim (ahli dalam agama) kiyai, ulama, ustadz sekalipun terkadang terjebak pada keinginan dunia, sehingga melupakan kehidupan akhiratnya. Padahal Allah swt telah mengingatkan kita bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik dan kekal dibandingkan kehidupan dunia (wal akhiratu khairuw wa abqo).

Setiap kematian anak cucu Adam, seharusnya menjadi pelajaran bagi kita yang juga akan merasakan hal yang sama. Ada dua keadaan kematian yang Allah tampakkan kepada kita. Husnul Khotimah dan Su’ul Khotimah. Seseorang yang dicabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah, orang tersebut dalam keadaan berdiri sholat, ruku, sujud, dan dalam keadaan membacaan Al-Qur’an dan ketaatan-ketaatan lainnya. Sedangkan orang yang dicabut nyawanya dalam keadaan su’ul khotimah, mereka yang dalam keadaan berzina, mabuk-mabukan, mendzalimi orang lain, bahkan kemarin kita saksikan ada sebuah video yang beredar seseorang yang lagi asyiknya berjoget dangdut, tiba-tiba Allah cabut nyawanya. Gambaran tersebut diatas juga akan kita alami. Dan akan menjadi rahasia selamanya dalam keadaan bagaimana Allah akan mencabut nyawa kita. Tetapi Allah kabarkan kepada kita melalui lisan rasulNya tanda-tanda orang yang akan Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah, secara umum mereka yang selalu istiqomah berada dalam ketaatan kepada Allah swt. Rasulullah saw menganjurkan kepada kita agar selalu meminta kepada Allah akhir kehidupan yang baik dan berlindung kepadaNya akhir kehidupan yang buruk (Allahumma inna nas aluka husnul khotimah wana’udzubika min su’il khatimah).

Kematian bagi seorang mukmin bukanlah suatu hal yang menakutkan, bahkan kedatangannya sudah ditunggu. Kenapa? Karena orang mukmin setiap harinya sudah siap, kapanpun dan dimanapun. Orang mukmin selalu dalam ketaatan kepada Allah, mereka adalah orang yang selalu meningkatkan nilai-nilai ketaqwaannya, dan banyak mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi yaitu akhirat.

Allah swt berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).

Dalam bukunya Ahlur Rahmah, Syekh Thaha Abdullah al Afifi mengutip ungkapan sahabat Nabi Muhammad saw yakni Ali bin Abi Thalib ra tentang taqwa, yaitu:

الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَاْلإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ
Takut kepada Allah yang Maha Mulia, mengamalkan apa yang termuat dalam at tanzil (Al-Qur’an), mempersiapkan diri untuk hari meninggalkan dunia dan ridha (puas) dengan hidup seadanya (sedikit)

Selain itu, mukmin yang banyak mengingat kematian kemudian dia termotivasi untuk selalu melakukan kebaikan, dialah mukmin yang cerdas.  Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau.

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
“Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah)

Jadilah mukmin yang cerdas, mukmin yang selalu ingat mati dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Perkataan Malaikat Jibril menjadi cambuk bagi kita semua bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, dan yang pasti akan datang ialah kematian. Hiduplah sesukamu, bisa kita ambil dengan memanfaatkan kehidupan yang diberikan oleh Allah untuk beribadah kepadaNya. Karena manusia yang terbaik adalah mereka yang panjang umurnya juga baik amalannya.



Akhir kata, Semoga tulisan ini menjadi bahan cambukan bagi penulis untuk lebih baik lagi dan semoga menjadi bahan pengingat untuk kita semua. Tidak lupa mari kita berdoa untuk semua orang mukmin, para kyai, para ulama, orang tua kita semua, teman dan sahabat baik kita dan para guru-guru kita termasuk Syech Imam Al-Ghozali agar diberikan keberkahan dalam beramal dan diberikan ampunan atas dosa dan kekhilafannya. Aamiin

Kamis, 06 Juni 2019

E-billing, Cara Mudah Bayar Pajak


sumber: Laman Direktorat Jenderal Pajak

Membayar pajak merupakan kewajiban yang harus dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan. Meskipun bersifat wajib, masih banyak oknum masyarakat Indonesia yang memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Padahal uang pajak yang dihimpun dari masyarakat digunakan untuk berbagai kepentingan negara, seperti pembangunan sarana prasarana hingga mendanai sektor kesehatan dan pendidikan.
Kini pemerintah melalui Kementerian Keuangan sudah memanfaatkan teknologi untuk memudahkan proses pembayaran pajak. Tanpa perlu repot berlama-lama antri untuk membayar pajak, sekarang para Wajib Pajak bisa memperoleh e-billing pajak untuk mempermudah proses pembayaran pajak secara online. Untuk mengetahui apa itu e-billing perhatikan ulasan berikut ini!

Apa Itu e-Billing Pajak?
Diresmikan tanggal 1 Juli 2016, e-Billing Pajak merupakan sistem pembayaran pajak dengan penerbitan kode billing pajak secara online yang telah terintegrasi. Sistem tersebut dibuat sebagai pembaruan dari sistem pembayaran pajak secara manual. Sehingga pembayaran pajak menggunakan e-Billing Pajak menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih akurat. Dengan adanya e-Billing pajak, para wajib pajak kini bisa mendapatkan kode billing secara online untuk membayar pajak.


Kelebihan e-Billing Pajak
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah memberikan cara praktis agar para wajib pajak bisa melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak dengan lebih mudah. Jika dilihat dari perkembangannya, proses pembayaran pajak dengan e-Billing ini sudah jauh lebih mutakhir dibandingkan proses terdahulu yang hanya bisa dilakukan dengan cara manual (membayar pajak dengan cara menuliskan detail pembayaran di Surat Setoran Pajak yang masih menggunakan fisik kertas). Kelebihan dari sistem e-Billing pajak ada banyak, Berikut berbagai kelebihan yang bisa dirasakan jika membayar pajak menggunakan e-Billing pajak!

·        Kode Billing Bisa Didapat dengan Banyak Cara
Para Wajib Pajak bisa membuat dan mendapatkan kode billing dengan berbagai cara, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemudahan masing-masing. Beberapa cara untuk mendapatkan kode billing pembayaran pajak yakni melalui menu e-billing di akun DJPOnline (Situs Resmi DJP), situs penyedia aplikasi yang sudah disahkan oleh DJP, teller bank, kantor pos, layanan mandiri di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)internet banking beberapa bank dan SMS ID Billing untuk operator tertentu, hingga melalui kring pajak 1500200.

·        Terhubung dengan Bank
Kode billing yang diterbitkan terhubung dengan sistem bank persepsi dan sistem berbagai aplikasi pajak. Ketika wajib pajak membuat e-Billing, data pajak akan langsung terintegrasi sehingga Wajib Pajak tidak perlu mengisi data berulang kali. Cukup masukkan kode billing, setorkan uang pajak, dan simpan bukti pembayaran untuk dilampirkan saat melapor SPT.

  
Langkah Membuat e-Billing Pajak
Para Wajib Pajak bisa membuat dan mendapatkan kode billing dengan berbagai cara. Salah satu cara mudah membuat e-Billing pajak yaitu dengan menggunakan laman DJP online ( djponline.pajak.go.id ). Berikut panduan membuat kode billing menggunakan akun DJP online!

Membuat Kode Billing dengan Akun DJP Online
Jika anda sudah memiliki akun DJPOnline, anda bisa membuat dan mendapatkan kode billing melalui situs DJPOnline dengan langkah-langkah berikut:

1.    Buka situs djponline.pajak.go.id dan login dengan mengisi 15 digit NPWP, password, serta kode keamanan.

sumber: DJPOnline

2.    Pilih layanan DJPOnline dan klik e-Billing (Billing System).

sumber: DJPOnline

3.    Klik menu Isi Surat Setoran Elektronik (SSE).

sumber: DJPOnline

4.    Isi Form Surat Setoran Elektronik dan lengkapi data yang tertera. Jangan lupa juga pilih Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak, dan Jumlah Setor yang akan dibayarkan. Klik Simpan.

sumber: DJPOnline

5.    Pada kotak dialog konfirmasi yang muncul, klik tombol Ya.

sumber: DJPOnline

6.    Cek kembali isian Surat Setoran Elektronik jika ada kesalahan maka pilih dan klik Ubah SSE namun jika isian Surat Setoran Elektronik sudah sesuai maka pilih menu Kode Billing dan klik OK.

sumber: DJPOnline

7. Kode Billing berhasil dibuat dan akan muncul. Jika diperlukan, anda bisa mencetak kode billing dengan mengklik tombol Cetak Kode Billing.

sumber: DJPOnline
  
8.    Berikut tampilan cetakan kode billing dengan format pdf.

sumber: DJPOnline

Sistem online yang ada kini sangat memudahkan kita untuk membayar dan melapor pajak. Kini, siapa pun bisa dengan mudah membayar pajak tanpa harus lama mengantri. Jadi lebih mudah dan praktis.

Langkah Membayar Pajak menggunakan e-Billing Pajak
Setelah membuat dan memperoleh kode Billing dengan metode di atas, selanjutnya anda bisa membayar pajak sesuai kode billing yang sudah dibuat di teller bank, kantor pos, melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) melalui Internet Banking, Mobile Banking, MiniATM di Kantor Pelayanan Pajak atau di agen Branchless Banking.
  
·        Pembayaran Kode Billing di teller bank atau kantor pos
Cara membayar pajak menggunakan kode billing di teller bank atau kantor pos dengan cara menunjukkan kode billing yang sudah anda buat kepada petugas kantor pos atau petugas teller bank (ada beberapa bank mewajibkan penyetor pajak untuk menuliskan kode billing ke form yang sudah disediakan). Setelah menyetor pajak sesuai kode billing yang anda buat, anda akan memperoleh bukti pembayaran yang mencantumkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara sebagai bukti pembayaran pajak yang sah.

·        Pembayaran Kode Billing melalui ATM
Cara membayar pajak menggunakan kode billing melalui ATM dengan cara menginput kode billing di menu pembayaran pajak di ATM. Setelah menyetor pajak sesuai kode billing yang anda buat melalui ATM, anda akan memperoleh resi pembayaran yang mencantumkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara sebagai bukti pembayaran pajak yang sah.

·        Pembayaran Kode Billing melalui Internet Banking atau Mobile Banking
Cara membayar pajak menggunakan kode billing melalui Internet Banking atau Mobile Banking dengan cara menginput kode billing di menu pembayaran pajak di Internet Banking atau Mobile Banking. Setelah menyetor pajak sesuai kode billing yang anda buat melalui Internet Banking atau Mobile Banking anda akan memperoleh bukti pembayaran pajak yang mencantumkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara, simpan bukti setor tersebut sebagai bukti pembayaran pajak yang sah.

Berikut adalah contoh bukti pembayaran pajak dengan kode billing.

Melalui ATM
sumber: Mesin Pencarian Google


Melalui Teller Bank/Kantor Pos
sumber: Mesin Pencarian Google


Melalui Internet Banking
sumber: Mesin Pencarian Google

Dengan e-Billing, kegiatan membayar pajak sudah bukan lagi hal yang melelahkan dan bertele-tele. Cara bayar pajak online menjadi mudah dan bisa dilakukan sendiri. Sekarang ini tidak perlu khawatir lagi cara memenuhi kewajiban perpajakan anda tanpa harus khawatir dalam melakukan pembayarannya. Selain itu e-billing sangat mudah digunakan, lebih akurat untuk miminimalisir kesalahan pembayaran, serta lebih cepat karena pembuatan kode billing pajak dan pembayaran pajak bisa dilakukan secara online.


Ayo kita manfaatkan kemudahan ini!
Karena #PajakKitaUntukKita
Masyarakat yang #BayarPajakKeren

Jadilah #GenerasiPeduliPajak
Karena Pajak merupakan salah satu komponen penting APBN
dan APBN adalah #UangKita